Selasa, 13 September 2011

Puluhan Burung Cui-Cui Berkujung ke RHD


RHD. Sebab jarang terlihat di Rumah Hijau Denassa (RHD) dan di kampung sekitar, saya pernah kwatir dengan habitat burung Cui-Cui Hijau.

Jenis burung ini sejak beberapa tahun terakhir ditangkap dan diperdagangkan. Saya pernah melihat di pasar burung samping Kantor Pos Besar Makassar, seseorang memborong burung Cui-cui Hijau untuk kebutuhan ritual.


Ciri-ciri burung ini memiliki badan dengan panjang tujuh hingga 10 centimeter, bermata hitam dengan garis putih penuh dipinggirnya. Saya beri nama burung cui-cui Hijau karena seluruh bulunya berwarna hijau dengan kombinasi warna hijau muda dan hijau tua. Sedangkan nama cui-cui memang sudah sejak lama masyarakat di sekitar RHD memberikan nama itu, kemungkinan besar diambil untuk mewakili suara jenis burung ini karena didominasi dengan bunyi cui-cui.


Beberapa jenis burung oleh masyarakat dengan nama cui-cui karena memiliki kemiripan bentuk tubuh dan suara. Dari beberapa jenis burung ini, Cui-Cui Doke merupakan jenis yang paling jarang terlihat sejak lama. Perbedaannya dari burung lain pada dada Cui-cui Doke terdapat warna merah menyala seperti warna jantung pisang (doke). Sedangkan yang memiliki populasi terbanyak adalah Cui-Cui Hijau, tapi itu beberapa tahun lalu sekarang sudah mulai jarang terlihat.


Pagi ini (13/9) kami sekeluarga dikagetkan dengan kedatangan puluhan Burung Cui-Cui dari jenis Hijau dan Coklat. Jumlah mereka antara 60-80 ekor. Mereka mengerumuni beberapa pohon koleksi RHD yang saat ini tengah berbunga dan berbuah.


Mereka ramai mengeluarkan suara yang khas di pohon Buti-Buti, Bingkuru, Markisa, Kaleleng, dan Kersen. Memakan buah-buahan dan serangga di pohon-pohon itu. Suara mereka cukup riuh seperti kegirangan. Kami mengabadikan kunjungan mereka dengan handycam dan memotrennya dari dalam rumah. Kami tidak berani mendekati, kwatir mereka terusik dan tidak ingin ke RHD lagi. Jenis burung ini memang agak liar.


Selain jenis cui-cui, burung lain yang rutin berada di RHD antara lain Kutilang, Pipit, dan Pote. Bahkan mereka membuat sarang dibeberapa pohon tertentu. Aturan di RHD hewan tidak diizinkan diganggu. Kami amati dengan aturan ini hewan-hewan merasa nyaman di RHD, bahkan beberapa diantaranya bisa berkembang biak dengan tenang. (Darmawan Denassa, Pendiri Rumah Hijau Denassa)


Keterangan gambar diunggah dari http://kicauburungnusantara.blogspot.com/2011/02/membedakan-jantan-dan-betina-pleci-dan.html&docid=iKzgTTFqgUfZzM&w=335&h=247&ei=ZAxvTtWHJoSGrAe87YyJBw&zoom=1


Tidak ada komentar:

Posting Komentar